Postingan

Memahami Perbedaan Price vs Value

Gambar
  Jika saat ini ada seorang teman anda yang datang kepada anda menawarkan motor matic Yamaha N-Max dimana teman anda ini akan menjual motor nya dan menawarkan kepada anda pada harga 15 juta, padahal motor tersebut baru teman anda pakai kurang dari 1 tahun dari pertama kali ia membeli nya dari dealer (motor baru). Sedangkan di satu sisi, anda tahu bahwa harga baru/harga pasaran motor Yamaha N-Max tersebut berada di kisaran 30 Juta, yang artinya jika anda membelinya maka anda akan memperoleh harga 50% lebih rendah dari harga pasaran. Namun meskipun harga jual motor teman anda tersebut menggiurkan, tentu anda tidak akan langsung membeli nya bukan? Setidaknya akan ada tiga  pertanyaan di benak anda yaitu:  1. Mengapa teman anda menjual di harga yang jauh lebih rendah daripada harga pasarannya?  2. Bagaimana kondisi motornya sehingga teman anda menjual di harga tesebut? 3. Value apa yang anda peroleh jika membeli motor teman anda tersebut? Setelah anda bertanya kepada teman anda alasan meng

Value Investing : Metode Paling Santai Namun Profitable

Gambar
  Melanjutkan tulisan sebelumnya, (baca lagi  di sini ) kali ini penulis akan mencoba membahas salah satu strategi/metode investasi yang cukup banyak digunakan oleh para investor saham yaitu metode value investing dan orang yang menggunakan metode ini biasa disebut dengan para value investor. Seperti yang pernah  kita bahas di tulisan minggu lalu, salah satu value investor yang sangat sukses dengan metode value investing adalah investor asal Amerika Serikat yaitu Warren Buffet dimana value investing menjadikannya sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Di Indonesia pun sebenarnya cukup banyak para value investor,  salah satunya yang cukup terkenal di kalangan para investor saham Indonesia adalah Bapak Lo Kheng Hong yang dijuluki sebagai "Warren Buffet" nya Indonesia dimana beliau bisa menghasilkan kekayaan hanya dari investasi saham saja dan beliau juga sangat mengidolakan Warren Buffet sebagai tokoh inspirasi nya dalam berinvestasi saham. (Untuk cerita inspiratif Pak Lo K

Metode-Metode Investasi Dalam Analisa Fundamental Saham

Gambar
  Dear Sobat Investor, Minggu lalu kita sudah mempelajari bagaimana compounding interest bekerja dengan keajaiban faktor "kali" nya (boleh baca lagi tulisan nya  di sini ). Namun yang jadi pertanyaannya sekarang, bagaimana cara agar bisa memperoleh profit konsisten 15-20% pertahun tersebut? Sedangkan kita tahu bahwa jika kita menaruh uang kita di Bank misalnya di taruh di deposito bunga/imbal hasilnya hanya sekitar 3-5% saja pertahun atau jika kita investasikan di obligasi hanya sedikit di atas deposito yaitu sekitar 6-9% per tahun yang artinya target 15-20% tersebut akan sulit tercapai. Pilihan lainnya yang masih memungkinkan untuk memperoleh imbal hasil segitu ya kemungkinan bisa tercapai jika kita investasikan di saham. Cuma yang jadi masalahnya saham itu terkenal dengan prinsip nya yang high risk high gain alias risikonya cukup tinggi namun sebanding dengan potensi keuntungan nya yang juga besar dan tidak terbatas. Makanya tidak heran jika kita pernah mendengar ada orang

Compounding Interest : Keajaiban Dunia Ke-8

Gambar
  Dahulu para orang tua selalu mengajarkan agar kita rajin menabung karena ada jargon "menabung pangkal kaya". Tidak keliru memang, namun sepertinya sudah kurang relevan jika diterapkan di zaman sekarang mengingat suku bunga tabungan yang hanya berkisar 1-2% saja per tahunnya, mungkin jika ditaruh di deposito masih lumayanlah dengan bunga deposito 3-6% per tahun sehingga uang kita masih bisa untuk bertambah kedepannya meskipun belum tentu bisa mengalahkan atau menyamai tingkat inflasi. Kemudian jika menabung di bank sudah tidak menguntungkan, alih-alih mengharapkan uang kita bertambah dari bunga bank namun kita kadang lupa bahwa kita dikenakan biaya administrasi perbulannya yang kadang biaya nya lebih besar dari bunga bank yang kita peroleh, alhasil bukannya bertambah yang ada malah tabungan kita akan semakin tergerus nilainya.  Lantas, bagaimana caranya agar uang kita bisa terus bertumbuh? Banyak jalan yang bisa ditempuh, salah satunya adalah dengan cara berinvestasi di inst

Dividen Yield : Imbal Hasil Yang "Real"

Gambar
  Di tulisan sebelumnya kita sudah membahas tentang earnings yield , boleh baca lagi pembahasannya  di sini . Seperti yang kita ketahui bahwa dari laba bersih per saham (EPS) yang dihasilkan oleh perusahaan, tidak semua nya akan dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham melainkan sebagian atau seluruhnya akan di investasikan kembali oleh perusahaan sebagai modal kerja. Dalam hal EPS seluruhnya dijadikan modal kerja kembali oleh perusahaan, maka dalam hal ini investor yang memegang saham perusahaan tersebut tidak akan memperoleh dividen dari perusahaan, namun sisi positif nya apabila perusahaan bisa meningkatkan kinerja keuangan sehingga laba bersihnya meningkat maka EPS perusahaan pun akan bertumbuh dan meningkat sehingga dalam hal ini pun investornya tetap di untungkan dengan kenaikan kinerja perusahaan. Jika  earnings yield adalah imbal hasil yang belum " real " akan diterima oleh investor, maka dividen yield adalah imbal hasil "real" yang akan diperoleh ole

Earnings Yield : Cara Sederhana Mengetahui Imbal Hasil Dari Suatu Saham

Gambar
  Dalam berinvestasi saham, tentu setiap investor ingin memperoleh keuntungan yang maksimal dari setiap saham yang dibeli nya. Tentunya sebelum memutuskan untuk membeli suatu saham seorang investor harus melakukan analisa secara mendalam terlebih dahulu. Jika di tulisan-tulisan sebelumnya kita telah mempelajari beberapa rasio dasar analisa fundamental seperti PER, PBV, Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Rentabilitas, di tulisan kali ini penulis akan membahas salah satu rasio/indikator yang tidak kalah penting untuk diperhatikan oleh seorang investor, yaitu indikator earnings yield . Lalu apa yang dimaksud dengan earnings yield? Secara sederhana pengertian earnings yield adalah indikator yang menunjukkan seberapa besar imbal hasil/ return yang diperoleh dari laba bersih per saham (EPS) perusahaan dibandingkan dengan harga saham saat ini yang biasanya ditunjukkan dalam persentase. Semakin besar/tinggi persentase yang diperoleh, maka bisa dikatakan bahwa saham tersebut sedan

PER & PBV : 2 Metode Sederhana Dalam Valuasi Saham (Part 2)

Gambar
  Di tulisan sebelumnya kita sudah belajar mengenai PER, boleh baca lagi tulisannya  di sini . Selain PER ada lagi satu teknik analisa fundamental yang sama pentingnya untuk diketahui dan dipelajari oleh seorang investor yaitu metode valuasi dengan pendekatan PBV. Lalu apa itu PBV rasio? PBV merupakan singkatan dari Price to Book Value atau rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan. Konsepnya sama seperti PER yaitu untuk mengetahui mahal/murahnya valuasi sebuah saham. Perbedaannya jika PER menggunakan laba bersih (earnings) sebagai hitungan pembaginya sehingga dihasilkan nilai EPS (Earning Per Share) atau laba bersih per saham, sedangkan dalam PBV menggunakan ekuitas/modal bersih perusahaan sebagai hitungan pembaginya sehingga dihasilkan nilai BVPS (Book Value Per Share) atau nilai buku per saham. Rasio PBV berguna bagi investor untuk mengetahui seberapa mahal/murah suatu saham jika dibandingkan dengan nilai buku perusahaan tersebut dan seberapa kali lipat investor berani mengh